EN ID

Angkasa Pura Airports Gandeng Ditjen Perhubungan Udara dan TSA Gelar “Aviation Security Screener For Female”

25 Aug 2017

Kembali ke List


BALI - Angkasa Pura Airports bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI dan Transportation Security Administration (TSA) mengadakan kegiatan “Training Aviation Security Screener for Female”, bertempat di Novotel Bali Airport, Badung, Bali, Kamis hingga Jumat, 24-25 Agustus 2017.

Pelatihan ini diadakan untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian dalam mengidentifikasi tindakan teror di bandara. Selama dua hari, 30 personil aviation security (avsec) wanita dari 13 cabang bandara Angkasa Pura I dilatih untuk mengidentifikasi pelaku teror, khususnya aksi teror bunuh diri yang dapat mengancam keamanan dan keselamatan penerbangan.

“Pelatihan ini bertujuan agar para personel aviation security (avsec) wanita mampu menerapkan efektifitas dalam proses pemeriksaan atau screening penumpang secara optimal. Juga bagaimana mengatasi dan menggagalkan serangan bom bunuh diri. Mengingat beberapa tahun terakhir ini terjadi beberapa aksi teror di bandara. Karenanya, sangat penting bagi kami selaku pengelola bandara untuk terus melakukan meningkatkan kemampuan, pembaharuan, dan meng-update teknologi yang terus berkembang,” ujar Direktur Utama Angkasa Pura Airports Danang S. Baskoro.

“Kami sangat mendukung pelatihan ini dan berharap dapat menyerap pengetahuan dan pengalaman dari TSA,” imbuh General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Yanus Suprayogi.

Transportation Security Administration (TSA) merupakan badan pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab dalam masalah keamanan penerbangan. Tahun 2005 silam, TSA telah melakukan penilaian keamanan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dan pada 2007 bandara ini dinyatakan ‘comply’ atau memenuhi seluruh aspek keselamatan yang dipersyaratkan.

Dengan demikian, hingga saat ini Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi satu-satunya bandara di Indonesia yang secara aspek keamanan telah dinyatakan comply oleh dua institusi keamanan terkemuka luar negeri, yaitu Transportation Security Administration (TSA) Amerika Serikat dan dan Office of Transport Security (OTS) Australia.

Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi yang meminta agar operator bandara untuk selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan. “Saya minta operator bandara untuk mengutamakan safety dan security, karena kalau safety dan security bermasalah di udara itu fatal," ujar Menhub. [AH]

Keatas